Studi Kasus
1. Pengertian Studi Kasus
Yaitu rancangan penelitian epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan
status paparannya ciri-ciri pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, untuk kemudian dilakukan
pengamatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau
tidak
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus
merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek
atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachrnad
(1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin
(1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada
ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi
kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn.
Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami
bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa
manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah
secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya
masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara
variabel-variabelnya.
A.
Karakteristik Case Control
- merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
- Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
- Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat
- Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
- Kelompok kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus
- Pada penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
- Penghitungan besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitungan odds ratio
B.
Keuntungan
- Sifatnya relatif murah dan mudah
- Cocok untuk penyakit dengan periode laten yang panjang
- Tepat untuk meneliti penyakit langka
- Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap penyakit
C.
Kelemahan
- Alur metodologi inferensi kausal yang bertentangan dengan logika normal
- Rawan terhadap bias
- Tidak cocok untuk paparan langka
- Tidak dapat menghitung laju insidensi
- Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan
- Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah
D.
Kriteria Pemilihan Kasus
- Kriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus dibuat dengan jelas
- Populasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau populasi/masyarakat
E.
Kriteria Pemilihan Kontrol
- Mempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok kasus
- Tidak menderita penyakit yang diteliti
- Bersedia ikut dalam penelitian
2. Jenis-jenis Studi Kasus
a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi,
dipusatkan pada perhatian organisasitertentu dan dalam kurun waktu tertentu,
dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang
memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk
dikerjakan secara minimal.
b.
Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul
observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus
studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi
fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b)
satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
c.
Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud
mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas.
Wawancara sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup
seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan
dan topik tertentu lainnya.
d.
Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan
(community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau
masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu
bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
e.
Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis
situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya
pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut
pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya,
orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
f.
Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit
organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau
suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang
belajar menggambar.
3. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
a.
Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive)
dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan
objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat
diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;
b.
Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis
dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara
pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat
mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
c.
Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola.
Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum
guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis,
kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak
peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul
atau setelah selesai dan lapangan;
d.
Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan
studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement)
data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru
mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat
kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah
ada;
e.
Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca,
dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga
rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan
diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan seseorang
atau kelompik.
4. Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik
a.
Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum atau
bahkan dengan kepentingan nasional.
b.
Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh
kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu diselesaikan oleh penelitinya dengan balk dan
tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan.
c. Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang
yang berbeda-beda.
d.
Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja,
baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan pninsip selektifitas.
e.
Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi pada pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar