Minggu, 16 Oktober 2011

STRATIFIKASI SOSIAL


STRATIFIKASI SOSIAL
A.    Konsep Stratifikasi
Dalam bab ini akan memusatkan perhatian pada suatu ciri yang menandai tiap masyarakat yaitu adanya ketidaksamaan ( ineguality ) di antara status individu dan kelompok yang terdapat di dalamnya pernyataan yang menyatakan persamaan manusia dibidang hukum misalnya mengenal anggapan bahwa dihadapan hukum semua orang adalah sama namun dalam kenyataan sehari-hari ketidaksamaan dikutip dari buku masko tersebut misalnya melihat bahwa dalam semua masyarakat dijumpai ketidaksamaan dibidang kekuasaan masyarakat dibeda-bedakan berdasarkan kriteria lain misalnya berdasarkan kekayaan dan penghasilan.
Raplh linton ( 1968:358-363 ) mengatakan bahwa sejak lahir orang memperoleh status tanpa memandang perbedaan antar individu dan kelompok tertentu seperti kasta dan kelas. Berdasarkan status yang diperoleh ini, kita menjumpai adanya berbagai macam stratifikasi.
Suatu bentuk Perolehan ialah stratifikasi usia ( age stratification ). Dalam sistem ini anggota masyarakat yang berusia lebih muda mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda dengan anggota masyarakat yang lebih tua, dalam hukum adat masyarakat tertentu misalnya, anak sulung memperoleh prioritas dalam pewarisan harta atau kekuasaan .
Stratifikasi jenis kelamin ( sex stratisication ) perolehannya ialah sejak lahir laki-laki dan perempuan memperoleh hak dan kewajiban yang berbeda dan perbedaan tersebut sering mengarah ke suatu hierarki. Dalam banyak masyarakat, status laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Laki-laki sering memperoleh pendidikan formal lebih tinggi daripada perempuan.
Ada pula stratifikasi yang didasarkan atas hubungan kekerabatan perbedaan hak dan kewajiban antara anak,ayah, ibu, paman, kakek, dan sebagainya sering mengarah ke suatu hierarki.
Ada pula sistem stratifikasi yang didasarkan atas keanggotaan dalam kelompok tertentu seperti stratifikasi keagamaan ( riligius stratification ), stratifikasi etnik ( etnik stratification ) atau stratifikasi ras ( racial stratification ). Perbedaan hak dan kewajiban warga masyarakat berdasarkan warna kulit atau kebudayaan kita jumpai antara lain di Israel, di mana orang Palestina dan Arab tidak mempunyai hak yang sama dengan yahudi. Di Jepang dijumpai perbedaan antara hak dan kewajiban orang Jepang asli dan orang keturunan Korea.
Sistem stratifikasi lain yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari ialah stratifikasi pekerjaan ( occupitaonal stratification ). Dibidang pekerjaan modern kita mengenal berbagai klasifikasi yang mencerminkan stratifikasi pekerjaan, seperti misalnya perbedaan antara meneger serta tenaga eksekutif dan tenaga administrative ; antara asisten dosen, lektor, dan guru besar, antara tamtama, bintara, perwira pertama, perwira menengah, perwira tinggi.
Stratifikasi ekonomi ( economic stratification ), yaitu perbedaan warga masyarakat berdasarkan penguasaan dan pemilikan materi, merupakan kenyataan sehari-hari dalam kaitan ini kita mengenal, antara lain, perbedaan warga masyarakat berdasarkan penghasilan dan kekayaan mereka menjadi kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.
B.     Sistem Stratifikasi Tertutup dan Terbuka
apa ciri yang membedakan sistem stratifikasi berdasarkan Perolehan dengan stratifikasi berdasarkan raihan? J Milton yinger mencoba merumuskan empat kriteria untuk membedakan sistem kelas, sistem kasta dan sistem mayoritas sampai minoritas, meskipun ia menyadari bahwa kriteria yang dibuatnya tersebut merupakan “ tipe ideal “. Kriteria yang diajukan yinger terdiri atas keanggotaan berdasarkan kelahiran, endogami, dukungan institusi bagi perlakuan berbeda dan penerimaan status oleh kelompok yang lebih rendah  ( yinger, 1966: 40-56 ).
Berdasarkan kriteria yinger ini suatu sistem kasta ditandai oleh keanggotaan melalui kelahiran, endogami, kecenderungan dukungan institusi bagi perlakuan berbeda dan kecenderungan penerimaan status oleh kelompok yang lebih rendah, artinya, seseorang hanya dapat menjadi anggota suatu kasta melalui kelahiran, ia hanya dapat menikah dengan orang dari kasta yang sama. Masyarakat cenderung merestui perlakuan berbeda bagi orang yang kastanya berbeda, dan orang yang menjadi anggota kasta lebih rendah akan cenderung menerima kedudukannya yang lebih rendah sebagai hal yang wajar.
Dalam sosiologi kita mengenal perbedaan antara stratifikasi tertutup dan stratifikasi terbuka. Keterbukaan suatu sistem stratifikasi diukur dari mudah- tidaknya dan sering-tidakya seseorang yang mempunyai status tertentu memperoleh status dalam strata yang lebih tinggi ( yinger, 1966; 34 ).

C.    Mobilitas Sosial
Dalam sosiologi mobilitas sosial berati perpindahan status dalam stratifikasi sosial. Mobilitas vertikal mengacu pada mobilitas ke atas dan ke bawah dalam stratifikasi sosial, yang dinamakan lateral mobilitas yang mengacu pada perpindahan geografis antara lingkungan setempat, kota dan wilayah.
Sebagaimana Nampak dari definisi ransford mobilitas sosial dapat mengacu pada individu maupun kelompok. Contoh yang diberikan ransford mengenai mobilitas sosial individu adalah perubahan status sosial seseorang dari seorang tukang menjadi seorang dokter, mobilitas sosial suatu kelompok terjadi manakala suatu minoritas etnik atau kaum perempuan mengalami mobilitas misalnya mengalami peningkatan dalam penghasilan rata-rata bila dibandingkan dengan kelompok mayoritas.
D.    Jumllah Lapisan Sosial Dalam Masyarakat
Dikalangan para ahli sosiologi kita menjumpai keanekaragaman dalam penentuan jumlah lapisan sosial. Ada yang merasa cukup dengan klasifikasi dalam dua lapisan. Banyak ahli sosiologi membedakan antara kaum elit dan massa, antara orang kaya dan orang miskin.
Sejumlah ilmuwan sosiologi membedakan antara tiga lapisan atau lebih. Kita sudah sering menjumpai perbedaan antara kelas antara kelas atas , kelas menengah dan kelas bawah. Warner bahkan merinci tiga kelas ini menjadi enam kelas: kelas atas, kelas bawah, menengah atas,  menengah bawah, bawah atas dan bawah bawah. Bernad barber memperkenalkan beberapa konsep yang mempertajam konsep klasifikasi. Salah satu diantarnya ialah konsep rentang ( span ), yang mengacu pada perbedaan antar kelas teratas dengan kelas terbawah ( barber, 1957 ).
Konsep terkait lainnya yang dilakukan barber ialah konsep bentuk ( shape ), yang mengacu pada proporsi orang yang terletak di kelas sosial yang berlainan ( barber 1957 ), suatu stratifikasi dapat dibentuk segitiga. Ini berarti bahwa semakin tinggi dalam stratifikasi semakin  sedikit jumlah posisi yang tersedia.
Stratifikasi tidak selalu berbentuk segitiga atau pyramid, karena kita sering menjumpai situasi yang di dalamnya sejumlah besar posisi rendah dan sejumlah kecil posisi tinggi. Situasi kesenjangan besar ini sering dijumpai dalam masyarakat yang sedan berkembang.
E.     Dimensi Stratifikasi
 Di atas telah dibahas pengolongan anggota masyarakat berdasarkan berbagai dimensi, ada dimensi usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnik, kelompok ras, pendidikan formal, pekerjaan, dan ekonomi.
Kita telah melihat perubahan sosial secara mendasar dan menyeluruh yang melanda masyarakat Eropa telah mewujudkan pembagian kerja semakin rinci dalam masyarakat. Pembagian kerja tersebut telah membawa diferensiasi sosial yang tidak hanya berarti peningkatan perbedaan status secara horizontal tetapi juga secara vertikal. Dengan demikian tidaklah mengherankan mengapa diferensiasi sosial , termasuk juga klasifikasi sosial, merupakan suatu pokok bahasan yang sejak awal sosiologi telah menarik perhatian para perintisnya.
Max weber termasuk di antara ilmuwan sosiologi yang tidak sepakat dengan penggunaan dimensi ekonomi semata-mata untuk menentukan klasifikasi sosial. Oleh karena itu ia mengemukakan bahwa di samping klasifikasi menurut dimensi menurut ekonomi kita akan menjumpai pula klasifikasi menurut dimensi lain.
Dimensi lain menurut weber digunakan orang untuk membeda-bdajan masyarakat ialah dimensi kehormatan, menurut weber manusia dikelompokan dalam kelompok status ( status groups ), yang menurut nya laksana komunitas yang tak membentuk.
Selain adanya pembatasan dalam pergaulan, menurut weber kelompok status ditandai pula oleh adanya berbagai hak istimewa dan monopoli atas barang dan kesempatan ideal maupun material. Kelompok status dibeda-bedakan atas dasar gaya hidup yang tercermin dalam gaya konsumsi. Weber mengemukakan bahwa kelompok status mengemukakan pendukung adat, yang menciptakan dan melestarikan semua adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.
F.     Kelas Sosial
Konsep kelas merupakan suatu konsep yang sudah lama digunakan dalam ilmu sosial. Makna yang diberikan pada konsep tersebut berbeda-beda, meskipun konsep tersebut menduduki posisi sangat penting teori Marx, namun ia tidak pernah mendefinisikannya secara tegas. Yang jelas ia mengaitkan dengan pemilihan alat produksi. Kita pun telah melihat bahwa weber telah membatasi konsep tersebut pada pemilikan alat produksi tetapi memberikan makna lebih luas, sehingga selain mencakup penguasaan atas barang meliputi pula peluang untuk memperoleh penghasilan. Menurut Giddens  peluang untuk memperoleh pekerjaan dan  penghasilan yang dimaksudkan weber tersebut ini tidak hanya berupa penguasaan atas barang tetapi dapat pula berupa keterampilan dan kemampuan antara lain tercermin dari ijazah ( Giddens, 1989;212 ).
Bagaimanakah para ilmuwan sosial masa kini mendefinisikan konsep kelas. Peter berger yang menganggap sistem kelas sebagai tipe stratifikasi terpenting dalam masyarakat barat masa kini, mendefinisikan kelas sebagai tipe stratifikasi sebagai “ a type of stratification in wich ones general position in society is basically determined by economic criteria” ( berger, 1980;95 ).
Jeffries pun mendasarkan  pandangannya mengenai kelas pada pandangan para tokoh klasik tersebut di atas. Ia mengatakan bahwa kelas sosial merupakan “ social and economic groups constituted by a coalescence of economic, occupational, and educational bonds “ ( Jeffries 1980 )
Webber mendefinisikan kelas sebagai kelompok orang, hal serupa kita jumpai dalam definisi di atas namun ahli sosial yang berpandangan bahwa kelas tidak hanya menyangkut orang  tertentu yang terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi, tetapi mencakup pula keluarga mereka. Bernard barber misalnya mendefinisikan kelas sosial sebagai himpunan keluarga.
Keran adanya keterkaitan status seorang anggota keluarga dengan status anggota yang lain maka bilamana status kepal keluarga naik, status keluarga akan ikut naik, begitu juga sebaliknya. Secara ideal sistem kelas merupakan suatu sistem stratifikasi terbuka karena status di dalamnya dapat diraih melalui usaha pribadi. Dalam kenyataan sering melihat bahwa sistem kelas mempunyai ciri sistem tertutup, seperti misalnya endogami kelas, pergaulan dan pernikahan lebih sering terjadi antara orang yang kelasnya sama daripada dengan orang dari kelas lebih rendah atau lebih tinggi.
G.    Penjelasan bagi adanya Stratifikasi
Dalam sosiologi dijumpai berbagai pandangan berbeda mengenai sebab musababnya ada stratifikasi dalam masyarakat. Salah satu di antaranya ialah pandangan Kingsley Davis dan Wilbert Moore, yang dikemukakan peda tahun 1945. Pandangan ini dikenal sebagai penjelasan fungsionalis karena menekankan pada fungsi status dalam masyarakat yang dinilai menunjang kesinambungan masyarakat.
Moore dan Davis mengemukakan stratifikasi dibutuhkan demi kelangsungan hidup masyarakat. Dalam masyarakat terdapat status yang harus ditempati agar masyarakat dapat berlangsung. Anggota masyarakat perlu diberi rangsangan agar mau menempati status tersebut dan setelah menempati status. Bersedia menjalankan peran sesuai dengan harapan masyarakat. Semakin penting status yang perlu ditepati, dan semakin sedikit tersedia anggota masyarakat yang dapat menempatinya, semakin besar pula imbalan yang diberikan masyarakat. Perbedaan imbalan tersebut kemudian mengakibatkan stratifikasi dalam masyarakat.
Sejumlah ahli sosiologi lain melihat bahwa stratifikasi timbul karena dalam masyarakat berkembang pembagian kerja yang memungkinkan perbedaan kekayaan, kekuasaan dan prestise.
H.    Dampak Stratifikasi
Adanya perbedaan prestise dalam masyarakat tercermin peda perbedaan gaya hidup.
Salah satu perbedaan perilaku kelas dijumpai dalam busana yang dipakai warga masyarakat kita di perkotaan. Dalam berbusana baik laki-laki maupun perempuan dari kelas sosial berbeda mempunyai kerangka acuan yang berbeda pula. Dalam kaitan dengan perbedaan antara kelas ini para ahli sosial sering berbicara dengan simbol ( status simbol ) yaitu simbol yang menandakan status seseorang dalam masyarakat. Dari pandangan berger bahwa orang senantiasa memperlihatkan kepada orang lain apa yang telah diraihnya, dengan demikian simbol kita dapat menyimpulkan bahwa simbol status berfungsi untuk memberi tahu status yang dimiliki seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa menjumpai simbol status demikian . salah satu di antaranya adalah cara menyapa.
Perbedaan status tidak hanya tercermin dari cara menyapa, cara berbahasa dan cara bergaya. Dalam interaksi antara orang yang statusnya berbeda, perbedaan status ini dapat dilihat pula dari pola komunikasi non verbal dan verbal yang terjadi, seperti kebiasaan melipat kedua tangan didepak badan , menundukkan badan atau menundukan kepala oleh seseorang dikala berinteraksi dengan orang berstatus lebih tinggi, atau dibenarkanya orang berstatus lebih tinggi menatap mata dan menunjukan jarinya kepada orang berstatus lebih rendah.
Penyebutan gelar, pangkat atau jabatan pun menjadi petunjuk mengenai status seseorang dalam masyarakat.
Dari  berbagai contoh tersebut di atas kita melihat bahwa kaitan tersebut, selain mempunyai satu fungsi yaitu makan dan berpakaian untuk memenuhi keperluan pokok, bermukim untuk melindungi diri terhadap alam , berbahasa untuk keperluan komunikasi, berkendaraan untuk mencapai tempat tujuan dengan cepat, berekreasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental pun mempunyai fungsi lain, yaitu menunjukkan seseorang dalam masyarakat.
I.       Makna stratifikasi bagi peluang hidup dan perilaku
Kedudukan dalam suatu kelas sosial tertentu mempunyai arti penting bagi seseorang. Kita telah melihat bahwa webber mengaitkan kedudukan dalam suatu kelas dengan peluang untuk hidup. Kekayaan dan pemilikan yang dimiliki seseorang dan keluarganya memang mempunyai pengaruh besar terhadap peluang hidup, terdapat nasibnya. Seorang warga masyarakat kita yang berpenghasilan tinggi secara finansial maupun menjalani pemeriksaan dan perawatan medis di luar negeri, misalnya Taiwan, Tokyo, atau Singapura dan menarik manfaat dari perkembangan terakhir di dunia medis sehingga dapat memperpanjang harapan hidupnya, seseorang yang termasuk golongan berpenghasilan terendah banyak yang mendadak meninggal dunia tanpa diketahui sebab sebenarnya, Karena tidak mengenal manfaat upaya medis modern dan andai kata atau pun, tidak akan mampu membiayai perawatan medis yang paling sederhana.
Kedudukan dalam startifikasi sosial membawa dampak pada harapan hidup. Dari data kependudukan kota Chicago dalam periode 1920-1940 mayer dan hauser antara lain menyimpulkan bahwa harapan hidup bayi pada waktu lahir di kalangan kelas ekonomi teratas cenderung lebih tinggi daripada di kalangan ekonomi terbawah.
Kita dapat misalnya mengamati perbedaan dalam pola asuh keluarga lapisan menengah dan lapisan bawah dikawasan perkotaan kita. Anak-anak dari lapisan bawah banyak yang terpaksa putus sekolah dan kemudian bekerja karena orang tua mereka tidak mampu lagi menyekolahkan mereka, dan sewaktu masih dapat sekolah anak-anak tersebut banyak yang harus mencari uang untuk membantu ekonomi rumah tangga dengan jalan menjadi pedagang asongan, tukang semir, penjual surat kabar atau yang lain sebagainya. Anak-anak dari lapisan menegah dan atas di pihak lain, banyak yang dapat dengan leluasa melanjutkan pendidikan sampai jenjang tertinggi dan selama mengikuti pendidikan formal memperoleh berbagai kemudahan dari orang tua mereka, seperti jemputan atau kendaraan pribadi dengan sopir, atau kendaraan dengan mengemudi sendiri, atau berbagai fasilitas yang menunjang proses belajar, seperti ruang belajar yang nyaman,buku, majalah dan berbagai kelengkapan elektronik, rumah sewa atau rumah pribadi lengkap dengan pembantu rumah tangga di kawasan permukiman elite, bilamana anak-anak tersebut bersekolah atau kuliah di kota atau bahkan Negara lain.









0 komentar:

Posting Komentar