PROPOSAL
PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKLUSIF
RITA PURMA
Nim : 032001009137
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKLUSIF
DI GAMPONG
PANTE PIRAK KECAMATAN MANGGENG
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA 2011
BAB III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menyusui
adalah proses pemberian Asi kepada bayi, menyusui adalah proses produksi,
sekresi dan pengeluaran Asi. Hormon yang berperan dalam proses laktasi terdiri
dari oksitosin, prolaktin merangsang pengeluaran Asi dan oksitosin memicu
pengeluaran Asi.
Oksitosin
juga memicu kontraksi uterus sehingga kembali seperti sebelum hamil, proses
laktasi akan semakin meningkat dengan isapan pada payudara secara dini dan
sering. Karena secara reflektor isapan tersebut akan meningkatkan kadar
prolaktin, rangsangan dari payudara jugaq merangsang hipofisa posterior dan
mengeluarkan oksitosin sehingga terjadi kontraksi pada alveolus dan duktus
sehingga terjadi pengeluaran Asi, menyusui merupakan cara yang praktis, karena
susu ibu harganya relatif rendah, dengan cara ibu harus meningkatkan masukan
kalori setiap hari, selain itu susu ibu
tidak perlu persiapan dan dengan segera tersedia kapan saja dan dimana saja
(Jahe Brithen dan Karen Hogg, 2005).
Air
susu ibu merupakan bayi yang mudah dicerna, aman dari kuman, selalu siap
disajikan, mengandung zat gizi dan zat perlindungan yang dibutuhkan oleh bayi.
Bayi yang akan mendapat Asi jarang mengalami mencret atau diare,
alergi, sembelit, terhindar dari kelebihan kalori, mendapat perasaan aman dalam
dekapan ibu. Gerakan menhisap payudara ibu tiap menyusui tiap mensui akan
memperkuat rahang dan merangsang pertumbuhan gigi bayi tersebut. Bagi ibu pun
dapat mempercepat proses pemulihan rahim ke ukuran sebelumnya (Bagus, 1999).
Asi
merupakan makanan pertama yang paling baik bagi awal pertumbuhan bayi.
Mengandung nilai standar emas yang dibutuhkan oleh bayi dengan jumlah kandungan
yang tepat dan menyediakan antibodi atau zat kekebalan tubuh unyuk membantu
melawan infeksi, kedar asam lemak yang tinggi dalam Asi mampu melindungi bayi
dari kemungkinan alergi terutama yang memiliki riwayat kurang toleran terhadap
makanan atau alergi seperti asam. Kadar zat besi dalam Asi rendah, tetapi zat
besi dalam tubuh bayi sendiri komposisinya juga beradaptasi dengan petumbuhan
bayi dan perubahan kebutuhannya (Lewis, 2004)
Pemberian
Asi membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik. Asi selalu bersih dan bebas
kuman yang dapat menyebebkan infeksi, pemberian Asi tidak menuntut persiapam
khusus, Asi selalu tersedia dan gratis (Suharni, 2008).
Pemberian
Asi secara eklusif adalah bayi hanya diberi Asi saja, tampa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih. Dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, nasi dan tim (Utami,
2005).
Asi
eklusif adalah pemberian Asi tanpa tambahan makanan lain pada bayi dan berumur
nol sampai 6 bulan yang di berikan sedini mungkin setelah persalinan. Asi
eklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan pada bayi karena di
dalamnya terkandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi (Depkes, 2005).
Kolostrum
merupakan makanan terbaik pada hari-hari pertama bayi dan mengandung kekebalan,
usahakan agar dapat diberikan segera mungkin dalam jam pertama setelah bayi
lahir dan kemudian sekitar setiap 2-3 jam sekali, semaki banyak kolostrum yang
diberikan, semakin banyak Asi. Asi mepukan makanan terbaik bagi bayi (Pinem,
2008).
Di
amerika terdapat lebih kurang 44% bayi
baru lahir diberi susu ibu. Menjelang enam bulan hanya 11% diberikan susu ibu,
sementara hanya 2% masih diberikan susu ibu pada usia satu tahun Greg (2000).
Mengawali sikap para remaja (400 orang sampel) terhadap pemberian Asi di
liverpool, pada saat diteliti hanya 30-35% bayi mendapat Asi, sepertiga
memahami bahwa Asi lebih sehat dan 32 orang (8% dari sampel) berpikir bahwa hal
tesebut kurang beradab, kecendrungan tentang pemberian makanan telah terbentuk
dengan jelas pada kehidupan remaja (Chistina dan Handerson, 2005).
Berdasarkan
survei demografi kesehatan indonesia (SKDI) 2002, hanya 3,7% bayi yang
memperoleh Asi pertama. Hasil sensus 2003 diselengarakan badan pusat statistik
(BPS) yang menyajikan informasi mengenai presentase anak usia 2-4 tahun, yang
menyusui 0 sampai 6 bulan adalah 0,23%. Secara statistik terlihat dari 1.421
perempuan yang tidak menyusui anaknya 7,1% melakukan kekerasan dan sering
mengabaikan anaknya dan dari 26,6% perempuan yang menyusui sang buah hati yang
lebih dari 4 bulan hanya 1,6% melakukan kekerasan. Data kesadaran ibu menyusui
terlihat dari grafik 2004 hingga 2008 telah menunjukan peningkatan dari 58%
menjadi 67,2% tapi lama kelamaan terjadi penurunan kembali (Hasanol, 201).
Perawat
diharapkan mampu menunjukan pengetahuan sikap dan perilaku profesional dalam
memberikan pelayanan keperawatan khususnya mengenai masalah Asi eklusif guna
untuk memberikan informasi kepada para ibu yang baru melahirkan dan yang
menyusui. Bagi para ibu yang baru melahirkan dianjurkan untuk memberi Asi
eklusif karena terkandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dan harganya
relatif rendah, agar perilaku ibu sesuai dan tepat dalam pembinaan Asi
dibutuhkan pemahaman dan pengetahuan tentang pembinaan Asi eklusif.
Menyusui
akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupanya dengan cara yang paling
sehat. Menyusui tidak saja memberikan kesempatan pada bayi tumbuh menjadi
manusia yang sehat secara fisik tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional
yang stabil dan meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak. Jika
pembinaan makanan padat atau makanan tambahan terlalu dini, maka akan berdampak
negatif tehadap kesehatan bayi serta dapat meningkatkan angka kesakitan pada
bayi. Hal ini tidak ada dampak positif untuk perkembangan petumbuhan.
Berdasarkan latar belakang
di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “gambaran
pengetahuan ibu menyusui tentang Asi eklusif di Gampong Pante Pirak Kecamatan
Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana gambaran pengetahuan ibu menyusui
tentang Asi eklusif di Gampong Pante Pirak Manggeng Aceh Barat Barat Daya.
C. Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
menyusui tentang Asi eklusif di Gampong Pante Pirak Manggeng Aceh Barat Daya.
D. Manfaat
Penulisan
1.
Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan
dan keterampilan dalam melakukan penelitian dibidang riset keperawatan
khususnya mengenai gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang Asi eklusif.
2.
Bagi tempat penelitian
Dapat meningkatkan dan
motivasi kepada masyarakat di Gampong Pante Pirak.
3.
Bagi institusi
pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi institusi pendidikan
akademi keperawatan pemkab Aceh Selatan.
4.
Bagi penelitian
lain
Dapat dijadikan data dasar untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan masalah Asi eklusif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep
Dasar Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengethuan
adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan penginderaan berupa
melihat, mendengar, dan merasa terhadap suatu objek tertentu sehingga orang
tersebut menjadi tahu (Saputra, 2010). Dalam kamus bahasa indonesia (1999),
mendefinisikan pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang.
Roges
(1974) dalam bukunya mengatakan pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tingkah laku seseorang (overt behavior).
Perilaku yang disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap pasif akan
bersifat tenggang, sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama (Saputra,2010).
Pengetahuan
(knowlegde) adalah merupakam hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakuakan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu, penginderaan terjadi
melalui penca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2003).
2. Tingkat
Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup dalam domain mempunyai 6 tingkat.
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai
mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami
(comprehension)
Memahami diartikan sebagai
suatu kemampuan menyelesaikan secara benar objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut benar.
c. Aplikasi
(aplication)
Aplikasi diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk mengungkapkan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
d. Analisa
(analysis)
Analisis adalah suatu
kemampuan untuk menjabar materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan msaih ada kaitannya
satu sama lain.
e. Sintesis
(syntesis)
sintesis menunjuk kepada
suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yan baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu
kemampuan untk menyusun formulasi dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi
(evaluation)
Uvaluasi ini berkaitan
dengan lamampuanuntuk melakukan justifikasi atau penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria.
3. Karakteristik
Individu Yang Kurang Pengetahuan
Menurut
saputra (2010), adapun karakteristik individu yang kurang pengetahuan antara
lain.
a.
Mengungkapkan
informasi yang tidak akurat informasi tidak disampaikan lengkap sehingga
meksudnya jasi biasa.
b.
Adanya
salah pengertian atau salah persepsi, karena tidak memiliki yang cukup biasanya
terjadi makna yang disampaikan menjadi salah.
c.
Menanyakan
kembali informasi yang telah diberikan, kemampuan menerima informasi lambat sehingga pertanyaan diulang-ulang.
d.
Tidak
terampil dalam mendemontrasikan sesuatu, karena pengetahuan yang diterima tidak
cukup, biasanya kurang mampu dalam mempergunakan sesuatu.
4. Faktor-Faktor
Yang Menpengaruhi Pengetahuan
Menurut Saputra
(2010), adapun faktor-faktor yang empengaruhi pengetahuan antara lain.
a. Intelegensi
Intelegensi adalah
keseluruhan kemampuan individu berfikir dan bertindak secara terarah serta
mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif, intelegensi mengandung unsur
pengetahuan atau rasio yang banyak digunakan dalam suatu tindakan atau perilaku
makin berintelegensi tersebut.
b. Emosi
Emosi atau perasaan yang
timbul disertai pekerjaan intelect dapat memperkuat dorongan pengetahuan
individu.
c. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan dasar
pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu,
kepercayaan datang dari apa yang telah diketahui kemudian akan berbentuk suatu
ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik suatu objek.
d. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi adalah
suatu yang dijalani, dirasakan dan ditanggung. Pengalaman pribadi dapat
berbentuk pengetahuan seseorang. Pengalaman pribadi yang digeneralisasikan akan
berbentuk steotif dan penghayatan seseorang.
e. Belajar
Menurut Sunaryo (2004), belajar
adalah menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan, setiap kegiatan belajar
mengajar diharapkan akan ada perubahan pada diri individu seperti tidak tahu
menjadi tahu.
f. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan
lain-lain. Mempunyai pengaruh besar dalam penbentukan opini dan kepercayaan
orang, adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif
baru bagi terbuntuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
B. Pengetian
Ibu
Ibu
lebih lazim dari sebutan mak atau wanitan yang sudah bersuami. Ibu merupakan
suatu peran sosial yang sangat kita kenal dan sangat dekat dengan kita. Ibu
adalah seorang wanita yang penuh dengan cinta dan kasih sayang yang belimpah
kepada keluarganya dan anak-anaknya atau bahkan dia melepaskan rasa kasih
sayang ke kerabat yang lain. Seorang ibu biasanya sangat sabar, pemaaf,
berusaha mengerti anak-anaknya, tidak pernah memberikan kasih sayang tanpa
syarat dan sangat perhatian tehadap keluarganya. Ibu membesarkan anak-anaknya
dengan penuh kasih sayang, memberikan yang terbaik dan melindungi anaknya, dari
kecil ibu menyusui anaknya dan hingga
dia memberikan apa yang dibutuhkan oleh anak-anaknya (Indayani, 2007)
C. Konsep Ibu
Menyusui
Menyusui
artinya memberikan makanan langsung kepada bayi yang secara langsugn dari
payudara ibu sendiri. Menyusui adalah suatu proses alamiah dimana berjuta-juta
ibu melahirkan diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa membaca buku
tentang pemberian asi. Walaupun demikian, dalam kebudayan lingkungan kita saat
ini melakukan hal yang sifatnya alamiah tidaklah selalu mudah dilakuakan para
ibu-ibu, namun seringkali ibu-ibu mendapat informasi yang salah tentang
bagaimana menyusui yang sebenarnya dan timbul kesukaran dalam menyusui bayinya,
untuk keberhasilan menyusui tidak diperlukan hanya kesabaran, waktu, sedikit
pengetahuan tentang menyusui dan dukungan dari lingkungan terutama suami
(Utami, 2005).
Menurut
Sumarah (2008), pemberian asi dianjurka pada ibu karena.
a.
Asi pertama
(kolostrum) mengandung beberapa antibodi yang dapat mencegah infeksi pada bayi.
b.
Bayi yang minum Asi
jarang menderita Gastroenteritis.
c.
Kemungkinan bayi
menderita kejang-kejang karena Hipokalsemia sangat sedikit.
d.
Pemberian Asi
merupakan jalan satu-satunya yang paling baik untuk mengeratkan hubungan ibu
dan bayi.
e.
Menyusui
mempercepat involusi uterus, karena penghisapan putting susu akan merangsang
pelepasan oksitosin, sehingga terjadi peningkatan uterus.
Menurut
Ayu (2009), manfaat Asi bagi ibu dan bayi dalam menyusui adalah sebagi berikut
:
a. Manfaat Asi
bagi bayi
1) Bayi jarang mengalami mencret atau diare, sembelit,
alergi.
2) Bayi kemungkinan kecil kelebihan kalori dan mendapat
perasaan aman dalam dekapan ibu.
3) Setiap menyusui akan memperkuat rahang bayi dan
merangsang pertumbuhan gigi.
b. Manfaat
bagi ibu
1) Mempercepat pemulihan rahim keukuran sebelum
melahirkan.
2) Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara
dikemudian hari.
3) Mempercepat jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.
4) Hemat biaya serta tersedia kapan saja.
Menurut
Utami (2005), pemberian Asi sangat bermanfaat untuk bayi dan ibu antara lain
sebagi berikut:
a. Manfaat
bagi bayi
1) Asi sebagi nutrisi.
2) Asi sebagai bahan makanan meningkatkan daya tahan
tubuh.
3) Asi meningkatkan kecerdasan.
4) Menyusui meningkatkat rasa kasih sayang.
b. Manfaat
bagi ibu
1) Mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
2) Mengurangi terjadinya anemia.
3) Menjarangkan kehamilan.
4) Mengecilkan rahim.
5) Lebih cepat langsing kembali.
6) Mengurangi kemungkinan penderita kanker.
7) Lebih ekonomis atau murah.
8) Tidak merepotkan dan hemat waktu.
9) Portabel dan praktis.
10) Memberi kepuasan bagi ibu.
D. Konsep Asi
Eklusif
1. Pengertian
Asi Eklusif
Air
susu ibu merupakan makanan bayi yang sangat mudah dicerna, aman dari kuman,
selalu siap disajikan, mengandung zat gizi dan zat perlindungan yang dibutuhkan
bayi (Bagus, 1999).
Asi
eklusif adalah bayi yang hanya diberi Asi saja, tanpa tambahan makanan pada
bayi seperti pepaya, pisang, bubur, susu, biskuit, dan tim. Asi eklusif ini
diberikan sedini mungkin setelah persalinan dan pemberian Asi eklusif ini
diajurkan setidaknya 4 bulan, tetapi apabila mungkin sampai 6 bulan (Utami,
2005).
Asi
eklusif adalah pemberian Asi tanpa makanan tmabahan lain pada bayi berumur 0
bulan sampai 6 bulan, yang diberikan sedini mungkin setelah persalinan, Asi
eklusif merupakan makanan terbaik yang harus diberikan pada bayi, karena
didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan bayi (Depkes,
2005).
Asi
eklusif adalah pemberian Asi sampai empat bulan tanpa mekanan lain, sebab
kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada bayi dan proses
pemberian Asi ini dapat dilakukan melalui proses menyusui (Hidayat, 2005).
2. Klasifikasi
Asi
Menurut
Suhemi (2009), adapun klasifikasi dari Asi antara lain sebagi berikut :
a.
Kolostrum
Kolostrum adalah susu awal
diproduksi oleh ibu yang bati mekahirkan dalam waktu 24 jam pertama setelah
melahirkan, cairan bewarna kuning atau jernih, merupakan bahan yang anti
infeksi.
b.
Asi Transisi
Asi transisi adalah Asi
peralihan setelah kolostrum sampai sebelum menjadi Asi matang, kadar protein
semakin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dan
volumenya akan meningkat.
c.
Asi Matang (mature)
Asi matang merupakan Asi
yang dibutuhkan pada sekitar hari ke 14 dan seterusnya, komposisi relatif
konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi Asi cukup.
3. Manfaat Asi
Eklusif
Menurut
Roberts (1993), manfaat Asi eklusif adalah antara lain
a.
Bayi mendapat
imunoglobulin untuk melindungi diri dari berbagai infeksi penyakit.
b.
Bayi lebih
jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan atas.
c.
Bayi jarang
mengalami diare dan penyakit saluran cerna lain.
d.
Resiko bayi
mendapat diabetes dan penyakit javenile menurun.
e.
Bayi memiliki
lebih sedikit kemungkinan untuk menderita hitoma tipe tertentu.
f.
Jenis protein
yang ditelan mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi alergi.
g.
Bayi yang
disusui memiliki lebih sedikit masalah dengan pemberian makanan yang berlebihan
akibat harus menghabiskan susu botol.
h.
Insiden bayi
untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada masa dewasa menurun.
i.
Organ-organ ibu
akan lebih cepat kembali ke keadaan sebelum hamil.
j.
Tidak perlu
mencuci botol, menyiapkan formula dan menyimpan di lemari es.
k.
Menyusui
meningkatkan kontak dekat ibu dan anak (bobak, 2004).
4. Komposisi Asi
Asi
mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok antara lain, zat putih telur,
lemak, kerbohidrat, vitamin, mineral. Untuk faktor pertumbuhan hormon, enzim,
zat kekebalan dan sel darah putih, semua ini terdapat secara proposional dan
seimbang satu dengan yang lainnya (Utami, 2005).
Menurut
Jane (2005), gizi yang terkandung dalam Asi yaitu :
a.
Protein
Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan bayi dan pembentukan otot.
b. Karbohidrat
Hampir semua karbohidrat
dalam Asi adalah laktosa, laktosa paling penting untuk pertumbuhan otak dan
otot bayi, umumnya tumbuh sangat cepat.
c.
Lemak
Lemak dibutuhkan untuk
membuat energi (kalori), lemak di dalam Asi sangat mudah dicerna dan nyaris
tanpa bahan sisa. Asam-asam lemak esensial berantai panjang yang terkandung
dalam Asi terbukti sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak bayi
d.
Air
Asi mengandung semua air
yang dibutuhkan oleh bayi, bahkan dalam cuaca yang sangat panas atau kondisi
demam, bayi yang diberi Asi tidak membutuhkan tambahan air.
e.
Vitamin
Hampir semua wanita mampu
menyediakan semua vitamin yang dibutuhkan bayi melalui air susunya, hanya
wanita yang sangat kekurangan vitamin yang Asinya tidak memiliki kandungan
vitamin yang memadai.
f.
Mineral
Meskipun kandungan zat besi
dalam Asi rendah, tetapi 20 kali lebih mudah diserap dan pada zat besi didalam
susu formula.
Berikut
tabel kendungan zat gizi yang terkandung dalam Asi antara lain sebagi berikut:
kandungan
|
Kolostrum
|
Transisi
|
Asi Mature
|
Energi (kg/kalori)
Laktosa (g/kalori)
Lemak (g/100ml)
Protein (g/100ml)
Mineral (g/100ml)
Imunoglobulin:
Ig A (mg/100ml)
Ig C (mg/100ml)
Ig M (mg/100ml)
Lisosim (mg/100ml)
laktoferin
|
57,0
6,5
2,9
1,195
9,3
335,9
5,9
19,1
14,2 -
16,4
420-520
|
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3
-
-
-
-
-
|
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2
119,6
2,9
2,9
24,3 –
27,5
250 -270
|
(Alfansi,
2008)
5. Hormon-hormon
yang mempengaruhi pengeluaran Asi
Proses
laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang
berperan adalah :
a.
Progesteron
yaitu hormon yang berfungsi mempengaruhi ukuran dan pertumbuhan alveoli,
tingkat progesteron menurut sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi
produksi Asi secara besar-besaran.
b.
Estrogen
yaitu hormon yang berfungsi menstimulasi sistem saluran Asi untuk membesar,
tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bualn
selama menyusui.
c. Felice
Stimulating Hormon
d.
Luteinizing Hormon.
e.
Prolaktin,
berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan dan memproduksi Asi.
f.
Oksitosin,
berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk
memeras Asi menuju saluran susu.
g.
Human Placenta Lactogen (HPL), berperan dalam pertumbuhan payudara, putting dan
alveol sebelum melahirkan (Alfansi, 2008).
Menurut
Utami (2005), adapun hormon yang menghasilkan Asi adalah sebagai berikut :
a.
Prolaktin
Prolaktin adalah hormon yang
merangsang produksi Asi hormon prolaktin terletak di kelenjar hipofisis
anterior. Asi akan diproduksi bila ada isapan bayi pada putting susu.
b.
Oksitosin
Oksitosin adalah hormon yang
mengeluarkan Asi, hormon oksitosin terletak di kelenjar hipofisis posterior,
oksitosin juga akan dihasilkan bila ujung sekitar payudara dirangsang oleh
isapan bayi.
6. Proses
Laktasi
Laktasi
mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran tiga refleksi materanal
utama sewaktu menyusui yaitu sekresi prolaktin. Ereksi putting susu dan reflek
let down, prolaktin merupakan hormon laktogenesis untuk menskresi susu,
stimulasi isapan bayi mengirim pesan ke hipotalamus yang akan merangsang
hipofisis anterior untuk melepaskan prolaktin, stimulasi putting susu membantu
propulsi susu melalui siniu-sinus reflek reaksi putting susu membantu propulsi
susu melalui sinus laktefirus ke pori-pori putting susu, ereksi putting dan
alveoli dan duktus susu terjadi akibat reflek let down akibat stimulating
isapan, hipotalamus melepaskan desitosin dan hipofisis posterior, stimulasi
desitosin membuat sel-sel mioepitel disekitar alveoli di dalam kelenjar
berkontraksi. Kontraksi sel-sel yang menyerupai otot ini menyebabkan susu
keluar melalui sistem duktus dan masuk ke sinus laktefirus dimana susu tersedia
untuk bayi (Bobak, 2004).
Menurut
Steven dan Robert (2004), prose pengeluaran Asi sebagai berikut :
a. Gerakan pengisapan merangsang serat saraf dalam
putting.
b. Serat saraf ini mengirim pemintaan agar air susu melewati
kolumna spinalis ke kelenjar hipofisis dalam otak.
c. Kelenjar hipofisis merespon pesan ini dengan
melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin.
d. Prolaktin merangsang payudara untuk menhasilkan lebih
banyank susu.
e. Oksitosin merangsang kontraksi otot-otot yang sangat
kecil yang mengelilingi duktus payudara, kontraksi ini menampung dibawah
areola.
Proses
pembentuk laktogen dan pengeluaran Asi melalui 3 tahapan sebagai berikut:
a.
Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan
dan pembesaran lobulus alveol terjadi pada fase akhir kehamilan, pada fase
ini payudara memproduksikan kolostrum,
yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga
mencegah produksi Asi, pengeluaran kolostrum pada saat hamil atau sebelum bayi
lahir, tidak masalah medis, hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau
banyaknya produktif susu.
b.
Laktogenesis II
Pengeluaran placenta saat
melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon progesteron, estrogen dan HPL
akan tetapi kadar hormon-hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan
produksi Asi besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam
darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit dan kemudian kembali ke level
sebelum rangsangan ketiga jam kemudian, keluarnya hormon prolaktin menstimulasi
sel didalam alveoli untuk memproduksi Asi dan hormon ini juga keluar dalam Asi
itu sendiri.
Hormon lain juga terdapat
dalam proses ini seperti insulin, tiroksin dan kotisol, namun peran hormon
tesebut belum diketahui, penanda biokimia mengindikasikan bahwa proses
laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan. Tetapi biasanya
para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah
melahirkan, karena produksi Asi tidak langsung keluar akan tetapi Asi yang
pertama keluar adalah kolostrum. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan,
kolostrum pelan-pelan hilang dan tergantikan oleh Asi sebenarnya.
c.
Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon
endokrin mengatur Asi selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah
melahirkan, ketika produksi Asi mulai stabil, sistem kontrol endokrin dimulai.
Pada tahap ini, apabila Asi banyak dikeluarkan payudara akan memproduksi banyak
Asi. Dengan demikian semakin sering bayi menyusui semakin banyak Asi diproduksi
(Alfansi, 2010).
7. Cara
menyusui
Menurut Ayu
(2009), cara menyusui yang benar adalah :
a.
Duduk dengan
santai dan nyaman pada kursi yang mempunyai sandaran punggung, gunakan bantal
untuk menganjalbokong bayi.
b.
Mulai menyusui
dari payudara kanan dengan meletakan kepala bayi pada siku kanan bagian dalam
dengan posisi badan bayi menghadap badan ibunya, tangan kanan memegang bokong
dan paha bayi.
c.
Sangga payudara
anda dengan tangan kiri, tetapi tidak dibagian yang hitam atau areola.
d.
Sentuh mulut
bayi dengan puting susu anda untuk
memberikan rangsangan bila bayi membuka mulut masukan seluruh putting susu
sebanyak mungkin sampai daerah hitam (areola) tertutupi.
e.
Dekatkan bayi
hingga tubuh bayi menyentuh anda. Ibu jari menekan sedikit payudara sehingga
bayi dapat bernafas.
f.
Setelah selesai
menyusui kurang 10-15 menit lepaskan isapan bayi dengan menekan dagunya atau
memasukan jari kelingking yang bersih kesudut mulut bayi.
g.
Sebelum
dilanjutkan dengan menyusui payudara lain, sendawakan dahulu bayi anda agar
tidak muntah, dengan cara membuat posisi bayi menempel di pundak anda.
Sedangkan
menurut Nureini (2009), cara menyusui yang benar adalah sebagai berikut :
a.
Sebelum menyusui
bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangan dengan sabun sampai bersih.
b.
Sebelum menyusui
bayi, kedua putting susu dibersihkan dengan kapas yang direndam terlebih dahulu
dengan air hangat.
c.
Waktu menyusui
sebaiknya ibu harus duduk.
d.
Bayi disusui
dengan cara bergantian dari sisi kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi merasa
kenyang.
e.
Setelah selesai
menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang sudah
direndam dengan air hangat.
f.
Bila kedua
payudara masih ada sisa, dapat dikeluarkan dengan alat pompa susu.
g.
Sebelum
ditidurkan bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang tertutup bisa keluar.
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka
Konsep
Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang
menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian, pembuatan
kerangka konsep ini mengacu pada masalah-masalah (bagian-bagian) yang akan
diteliti atau berhubungan dengan penelitian dan dibuat dalam bentuk diagram
(alimul, 2007).
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskripsi
yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran,
digunakan untuk memecah atau menjawab permasalahan yang sedang terjadi pada
situasi sekarang.
Untuk lebih jelas lagi kerangka dari penelitian dapat dilihat
pada skema di bawah ini :
Input Proses output
-
Baik
-
Cukup
-
kurang
|
Pengetahuan ibu menyusui
Tentang asi eklusif
|
Ibu menyusui
|
B. Definisi
Operasional
No
|
Variabel
|
Definisi operasional
|
Alat
|
Cara
|
skala
|
hasil
|
1
|
pengetahuan
|
Pengetahuan
adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan penginderaan berupa
melihat, mendengar, mencium, merasa dan meraba terhadap suatu objek
|
Kuisioner
terdiri dari 20 pertanyaan 13 positif ya : 1
Tidak : 0
7 pertanyaan
negatif
Ya: 0 tidak :1
Skala guttman
|
Menggunakan kuisioner
|
ordinal
|
Baik
(76-100%)
Cukup
(56-75%)
Kurang
(≤ 55%)
|
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain
Penelitian
Desain
penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan
hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran
pengetahuan ibu tentang Asi eklusif di Gampong Pante Pirak Kecamatan Manggeng
Kabupaten Aceh Barat Daya 2010.
B. Tempat dan
Waktu Penelitian
1.
Lokasi
penelitian ini dilakukan di Gampong Pante Pirak Kecamatan Manggeng Kabupaten
Aceh Barat Daya.
2.
Penelitian ini
dilakukan pada bulan juli …
C. Populasi
dan Sampel
1. Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu menyusui yang tinggal di Gampong
Pante Pirak Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya yang berjumllah 15
orang ibu-ibu.
2. Sampel
sampel
dalam penulisan ini diambil dengan menggunakan teknik non Proability Sampling
dengan jenis total sampling atau sampling jenuh.
Menurut
Alimul (2007), prosedur pengambilan sampel penelitian jenis pengambilan sampel
ini adalah dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel, cara ini
dilakukan bila, populasinya kecil, seperti bila sampelnya kurang dari 30 maka
anggota populasi tersebut diambil seluruhnya untuk disajikan sampel penelitian.
D. Cara
Pengumpulan Data
Cara
pengumpulan data yang digunakan peda penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuisioner yaitu suatu cara pengumpulan data penelitian mengenai suatu masalah
yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angket atau
kuisioner dilakuakn dengan menggunakan suatu pertanyaan yang berupa
fomulir-fomulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek atau pendapat
tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1.
Mendapat surat
izin dari Akper Pemkab. Aceh Selatan.
2.
Ketika dalam
melakukan penelitian meminta persetujuan kepada responden untuk bersedia
menjadi responden serta menjelaskan tujuan, manfaat, peran serta responden dan
hak responden.
3.
Ketika dalam
melakukan penelitian, responden diberi kuisioner untuk diisi sendiri.
E. Instrumen
Penelitian
Untuk
memperoleh informasi dari responden, penelitian menggunakan alat pengumpulan
data berupa kuisioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada
konsep dan tinjauan pustaka, kuisioner peneliti terdiri dari 2 bagian, yaitu
pertama data demografi yang meliputi nomor responden, nama inisial, pendidikan,
umur, pekerjaan. Kedua, kuisioner pengetahuan ibu menyusui yang terdiri dari 20
pertanyaan, dari 20 pertanyaan tersebut 13 positif dan 7 negatif. Pertanyaan
pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17 dan pertanyaan negatif
pada nomor 4, 8, 12, 16, 18, 19, 20. Dengan memakai skala guttman jika ya
nilainya (1), jika tidak nilainya (0) dan bila nilainya positif bernilai 1 dan
jawaban negatif bernilai 0.
F. Teknik
Pengumpulan Data
menurut
setiadi (2007), pengolahan data dilakukan dengan cara manual melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Editing,
dilakuakan pengecekan data yang telah dikumpulkan, bila terdapat kesalahan akan
kekeliruan dalam data, akan diperbaiki kembali.
2.
Coading, data
yang sudah diedit, di ubah dalam bentuk angka (kode) nama responden diubah
menjadi nomor kode responden.
3.
Fransfering,
data yang sudah diberi kode disusun secara berurut dari responden pertama
sampai terakhir untuk dimasukan dalam tabel.
4.
Tabulating,
untuk mempermudah pengolahan data dan analisa data dimasukan dalam tabel
distribusi Frekuensi memberi skor terhadap soal-soal yang diberi pada
responden.
G. Analisa
Data
Menurut
setiadi (2007), analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif
untuk menghitung tiap-tiap variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P =
x
100%
Keterangan :
P = Persentase
F = Jumlah
jawaban yang benar
n = Jumlah skor
maksimal
kemudian data
dimasukan ke dalam tabel distribusi Frekuensi dan ditentukan kuisioner dari
masing-masing variabel dengan menggunakan rumus Budiarto (2010).
P =
x
100%
P =
Persentase
F =
Frekuensi yang diambil
n = jumllah
sampel.
Daftar Pustaka
Alfansi, (2008). FISIOLOGI
LAKTASI, dikutip dari http://www.wab.id/ proses laktasi dibuka pada tanggal 18 oktober 2010.
Bagus, I. (2000). Memahami
keselamatan reproduksi wanita. Jakarta: Arean.
Bobak, dkk. (2004).
Keperawatan materitas. Jakarta: EGC
Britten, dkk. (2005).
Menyusui cara mudah, praktis dan nyaman. Jakarta: Arean.
Budiarto, E. (2001). Biostatistika
untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta :EGC
Handerson, C dan Jenis, K.
(2005). Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta. EGC
Hidayat, A.,A.,A. (2005).
Pengantar ilmu keperawatan. Jakarta: Selemba medika.
Hidayat, A.,A.,A. (2007).
Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah, jakarta: selemba medika
Indayani, C. (2007). Belajar
fisiologi, dikutip dari http://blogs-belajar-psikologis.com/indeks.
php / 2007. dikutip pada
tanggal 9 oktober 2010.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu
kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo,S. (2005).
Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuraeni. (2009). Rahasia
Sehat Ibu Hamil, ,menyusui bayi dan balita. Jakarta:EGC
Pinem, S. (2009). Kesehatan
reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta.EGC.
Saputra, A. (2010). Konsep dasar
pengetahuan. Dikutip dari http://www.wikipedia.blogspot.com. Dibuka pada tangal 20 november 2010.
Shalov, S.dkk. (2004).
Panduan lengkap keperawatan untuk bayi dan balita. Jakarta: Arcan.
Suherni, dkk. (2009).
Keprawatan masa nifas. Jakarta. Fitramaya.
Sumarah, dkk. (2008). Buku
keperawatan ibu bersalin, asujan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta.
Fitramaya.
Utami, R. (2005). Mengenal
Asi Eklusif. Jakarta:EGC.
0 komentar:
Posting Komentar